Breaking

Senin, 26 Juni 2017

Tempat-tempat Wisata di Banyuwangi Untuk Liburan Idul Fitri #2

Tempat-tempat Wisata di Banyuwangi Untuk Liburan Idul Fitri #2



10. Banyuwangi Beach Jazz Festival



Mengambil lokasi di bibir Pantai Boom berlatar Selat Bali, ajang musik jazz pantai yang berlangsung tiap tahun ini menghadirkan berbagai musisi kenamaan. Raisa, Tulus, Rizky Febian, Glenn Fredly, Tompi, Sandhy Sondoro, Trie Utami, hingga Harvey Malaiholo pernah mencicipi panggung Banyuwangi Beach Jazz Festival.

Penonton pada event ini disuguhi desain tata panggung cantik yang menonjolkan keindahan Pantai Boom dengan latar belakang Selat Bali yang menawan serta deburan ombak yang menambah sensasi tersendiri kala menikmati jazz. Selain musik modern, dalam event ini penampil juga menyuguhkan musik lokal yang diaransemen ulang dengan sentuhan jazz kontemporer.

11. Pantai Sukamade



Pantai ini terletak sekitar 100 kilometer dari pusat kota Banyuwangi, dan berada di dalam kawasan Taman Nasional Meru Betiri. Kamu bisa berpetualang menuju ke pantai ini dengan melewati lima anak sungai.   Mengunjungi pantai ini memang menjanjikan pengalaman petualangan yang tak terlupakan.


Pantai Sukamade dikenal sebagai bagian dari wilayah konservasi sejak 1972. Tempat ini menjadi lokasi favorit penyu untuk bertelur. WWF menyatakan penyu hijau rutin bertelur di pantai ini. Alhasil, kita bisa melihat ketika si hewan luar biasa itu melakukan aktivitas tersebut. Bahkan dalam waktu-waktu tertentu kita bisa ikut melepasliarkan anak-anak penyu ke lautan lepas. Banyak wisatawan asing yang begitu excited saat mengikuti atraksi pelepasliaran penyu ke lautan itu.

12. Padang Rumput Sadengan



Padang Rumput Sadengan berada di dalam Taman Nasional Alas Purwo. Mempunyai luas 84 hektare, padang rumput ini telah menjadi favorit para wisatawan dari dalam dan luar negeri seperti Perancis, Australia, Swedia, Belanda, dan banyak lagi.

Di tempat ini pula kerap berlangsung pengambilan gambar untuk program petualangan sejumlah televisi di Indonesia. Sadengan adalah rumah bagi banteng, rusa, dan burung merak.

13. Banyuwangi Ethno Carnival



Banyuwangi Ethno Carnival adalah upaya Pemerintah Kabupaten Banyuwangi untuk melestarikan budaya dan memadukannya dengan modernitas. Ini adalah karnaval fesyen yang digelar tiap tahun sejak 2011 dengan mengambil jalanan di pusat kota sepanjang 2,2 kilometer sebagai catwalk. Berbeda dari karnaval model serupa yang digelar di daerah lainnya yang mengusung tema global ke wilayah lokal, BEC justru konsisten menyajikan seni-budaya lokal, dan inilah cara Banyuwangi menjadikan tradisi lokal menjadi sajian berkelas dunia.


Karnaval ini tak hanya menyajikan model yang memakai busana tradisional dengan kemasan modern, namun juga para pelaku seni-budaya tradisional dengan busana orisinalnya. Parade fesyen ini selalu menampilkan tema-tema khusus seni dan budaya Banyuwangi dengan segala keunikannya.

14. Ritual Kebo-Keboan



Kebo-Keboan adalah salah satu tradisi masyarakat Banyuwangi yang menunjukkan identitas dan budaya agraris. Tradisi ini rutin digelar di Desa Aliyan dan Desa Alas Malang. Tradisi ini merupakan wujud kehidupan spiritual masyarakat untuk meminta berkah dan hujan, di mana dalam pelaksanaannya para petani memakai busana seperti kerbau (kebo dalam bahasa setempat).


Kebo-keboan diadakan setiap tahun pada saat bulan purnama pertama pada Kalender Islam atau kalender Jawa, yaitu pada bulan Muharram atau bulan suro. Bagi masyarakat Banyuwangi, bulan ini kaya dengan kekuatan mistis. Selama ritual, akan ada orang yang memakai pakaian dan bertindak seperti kerbau.

15. Tarian Seblang



Satu lagi tarian lokal Banyuwangi yang magis dan memikat. Inilah Tarian Seblang yang disajikan secara rutin di dua desa, yaitu Bakungan dan Olehsari, yang terletak di Kecamatan Glagah. Ini adalah ritual untuk menolak bala dan menjaga agar desa tetap aman. Tarian ini ditampilkan seminggu setelah Idul Fitri di Desa Olehsari, dan seminggu setelah Idul Adha di Desa Bakungan. Sesepuh adat lokal memilih penari Sebalang yang juga keturunan penari sebelumnya.


Yang menarik adalah pilihan penarinya. Di Desa Olehsari, penari yang dipilih adalah mereka yang masih gadis alias perawan. Adapun di Desa Bakungan, penarinya adalah ibu yang sudah menopause.

16. International Tour de Banyuwangi Ijen



Ini adalah ajang pariwisata yang berpadu dengan olahraga (sport-tourism) yang digelar tahunan dan telah menjadi agenda resmi Federasi Balap Sepeda Internasional (UCI) sejak 2012. Menempuh rute sekitar 600 kilometer, ajang ini diikuti oleh ratusan pebalap dari dalam dan luar negeri.


Para pebalap bakal dihadapkan pada rute yang menantang di kawasan Banyuwangi yang indah, mulai dari kawasan hijau di perkotaan, persawahan, perkebunan kopi dan karet, hingga kaki Gunung Ijen. Tak butuh waktu lama bagi ajang ini untuk menjadi atraksi baru favorit para wisatawan.


Setelah membaca ulasan menarik tadi, kami berani bertaruh kalau kamu bakal kebingungan. Ya, siapa sangka Banyuwangi yang letaknya di ujung ini, ternyata memiliki begitu banyak tempat wisata asyik dan unik. Tak banyak lho kota-kota di Indonesia yang memiliki sebanyak ini spot wisata. Jadi, sekarang tak ada alasan lagi ya untuk kehabisan tempat liburan seru ketika menginjakkan kaki di tanah para Osing ini.

17. Wisata Agro Durian Merah



Satu yang super khas di Banyuwangi adalah durian merah. Di daerah ini ada sekitar 65 varietas durian merah yang dikembangkan. Durian merah kini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisata Banyuwangi. Ketenarannya telah banyak dikenal oleh wisatawan yang datang. Dibanderol dengan harga yang fantastis, Rp 250 ribu/ buah, durian jenis ini bahkan menjadi incaran banyak peneliti perkebunan dari berbagai negara untuk dikembangkan. Pemkab Banyuwangi telah menanam dan membagikan ribuan bibit durian merah untuk dibudidayakan oleh warga.

Durian Merah.

Durian Pelangi.

Durian Orange.

Durian ini punya banyak varian. Antara lain adalah durian merah blocking yang berwana merah penuh, durian pelangi yang punya warna merah dan kuning, ada pula yang berwaarna oranye. Durian merah bagus untuk vitalitas pria karena mengandung zat afrodisiak, tifohormon, dan titosteron. Tidak seperti durian yang berwarna kuning pucat dan putih yang didominasi zat gula dan karbohidrat, warna merah dari durian abang mengandung zat bernama serotonin. Zat ini bisa mengobati insomnia, juga antosianin yang mencegah penuaan dini. Hmmm… kebayang lezatnya?

Durian merah di Banyuwangi memasuki masa panen pada bulan Mei-Juni. Karena jumlahnya masih belum banyak dan sedang dikembangkan, sementara peminatnya luar biasa besar, kalian harus beradu cepat untuk menikmatinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar