Breaking

Kamis, 25 Mei 2017

Pengebom Manchester "Terbukti” Berkaitan dengan ISIS

Pengebom Manchester "Terbukti” Berkaitan dengan ISIS



Pelaku bom bunuh diri yang menewaskan 22 orang di Manchester Arena, gedung tempat konser musik yang dipenuhi penonton dari kalangan remaja dan anak-anak, memiliki kaitan dengan kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) dan kemungkinan sempat mengunjungi Suriah.

Hal itu disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri Perancis, Gerard Collomb, Rabu (24/5/2017). Sedangkan mitranya,  Menteri Dalam Negeri Inggris, Amber Rudd, mengatakan pelaku pengeboman itu baru kembali dari Libya.

Rudd mengatakan, si pengebom, Salman Abedi (22), kemungkinan tidak bekerja sendiri, sebagaimana dilaporkan Reuters.

Pasukan tentara telah dikerahkan ke titik-titik penting di seluruh Inggris untuk membantu mencegah serangan lebih lanjut setelah status ancaman secara resmi dinaikkan ke tingkat "kritis".

Rudd juga menyatakan kemarahan terhadap para pejabat Amerika Serikat (AS) karena membocorkan penyelidikan terhadap serangan Manchester sebelum pihak berwenang Inggris siap menyampaikannya kepada masyarakat.

Abedi, pria kelahiran Inggris, meledakkan diri pada Senin (22/5/2017) malam di Manchester Arena pada akhir pertunjukan penyanyi pop AS, Ariana Grande. Konser Ariana itu dipenuhi oleh ribuan anak dan remaja.

Di antara para korban serangan Abedi adalah seorang bocah perempuan berusia delapan tahun, sejumlah remaja putri, pemuda berusia 28 tahun, dan sepasangan warga Polandia yang datang untuk menjemput putri-putri mereka.

"Tampaknya, kemungkinan, bahwa (Abedi) tidak melakukannya seorang diri," kata Rudd di radio BBC.

Seorang sumber yang mengetahui informasi soal penyelidikan mengatakan kepada Reuters bahwa investigasi dipusatkan pada apakah Abedi menerima bantuan dalam merakit bom dan di mana perakitan dilakukan.

BBC melaporkan bahwa dinas keamanan berpikir bahwa bom itu terlalu canggih bagi Abedi untuk merakitnya sendiri.

Ketika ditanya soal laporan bahwa Abedi baru-baru ini kembali dari Libya, Rudd mengatakan ia meyakini bahwa informasi itu sudah dipastikan.

Collomb mengatakan para penyelidik Inggris mengatakan kepada pihak berwenang Perancis bahwa Abedi kemungkinan sempat pergi ke Suriah juga.

Ketika ditanya apakah ia yakin bahwa Abedi mendapat dukungan dari suatu jaringan, Collomb mengatakan, "Itu belum diketahui, tapi mungkin. Bagaimana pun juga (ia memiliki) kaitan dengan Daesh (ISIS) yang sudah dibuktikan."

Kepolisian Inggris telah menahan tiga orang lagi di Manchester selatan pada Rabu (24/5/2017) dalam kaitan dengan pengeboman. Satu pria, yang dilaporkan sebagai saudara Abedi, ditangkap pada Selasa (23/5/2017).

Rudd mengatakan sekitar 3.800 tentara kemungkinan akan dikerahkan ke jalan-jalan di Inggris, mengambil alih tugas pengamanan guna membebaskan kepolisian supaya dapat memusatkan tugas pada patroli dan investigasi.

Pengeboman Manchester merupakan serangan paling mematikan yang terjadi di Inggris sejak Juli 2005.

Pada Juli tahun itu, empat pengebom bunuh diri menewaskan 52 orang dalam serangan terkoordinasi di jaringan transportasi London.

Serangan di berbagai kota di Eropa, termasuk Paris, Nice (Perancis), Brussel (Belgia), St Petersburg (Rusia), Berlin (Jerman) dan London (Inggris) dalam dua tahun terakhir ini telah mengguncang warga Eropa, yang sudah mengkhawatirkan tantangan keamanan dari imigrasi massal serta kantong-kantong radikalisme Islam di dalam negeri.



Source: Kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar