Breaking

Selasa, 23 Mei 2017

Kontroversial, Netizen Ramai Tulis Surat Terbuka buat Afi Nihaya

Kontroversial, Netizen Ramai Tulis Surat Terbuka buat Afi Nihaya


Meski tulisan-tulisan Afi Nihaya berusaha mengajak pada persatuan dalam keberagaman, tampaknya tidak semua orang menyetujui tulisan Afi. Remaja yang memiliki nama asli Asa Firda Inayah itu mengaku kerap menerima ancaman-ancaman terkait tulisannya.

Selain menerima ancaman pembunuhan, beberapa warganet juga ikut menyuarakan pendapat mereka perkara tulisan Afi Nihaya dengan menulis surat terbuka. Seorang netizen bernama Gilang Kazuya Shimura berusaha menanggapi tulisan Afi dengan menulis sebuah surat terbuka.

"Dek Afi yang terhormat, kita emang gak bisa milih kita memeluk agama apa, karena kita didoktrin oleh orang tua kita. Tapi adek tau gak, kalau secara fitrah kita udah muslim? Adek gak tau? Makanya kakak kasih tau sekarang, ada kok hadits nya dek :

Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah, kecuali orang tuanya yang menjadikannya Yahudi, Nasrani atau Majusi." (HR Bukhari 1296).

Tugas manusia adalah mencari jati diri nya, makanya setiap manusia dikasih otak buat berpikir lewat tanda-tanda yang Allah kasih. Makanya kita yang muslim nyebut muallaf sebagai "kembali ke fitrah", karena sejati nya dia kembali ke jati diri nya yang asli.

Masalah bersitegang, ah adek ini kayak anak SD aja, jangankan soal iman dek, soal artis korea aja masih pada ngotot siapa yang paling ganteng / cantik, apalagi soal prinsip.

Agama itu prinsip hidup dek, kalau kita menganggap semua agama benar, apa beda nya dengan balita yang gak bisa bedain mana kacang mana kecoak? Soal islam agama yang benar, kan udah ada dek ayat nya di Al-Baqarah ayat 2, penegasan nya ada di surat Yunus ayat 37-38. Kakak berani taruhan, nggak ada ayat-ayat setegas ini di agama lain. Coba aja adek cek, kalau adek udah gak sibuk sama wawancara dari orang-orang yang (maaf) sok bijak.

Maksud adek jangan sesekali menjadi Tuhan gimana dek? Karena kita melabeli orang sebagai kafir dan masuk neraka?

Mungkin adek meradang sama mereka yang melabeli orang dengan sebutan kafir, tapi adek tau gak kalau mereka cuma mencocokkan identitas mereka dengan apa yang ada di Alquran? Gak ada beda nya dek sama petugas warnet yang disuruh pemilik warnet untuk melabeli tingkat pendidikan dari seragam yang dipakai, gak lebih. Tapi apa dengan itu si petugas langsung merasa jadi pemilik warnet? Nggak kan."

Tak hanya Gilang Kazuya Shimura, Candrawiguna juga turut menanggapi tulisan Afi. Kali ini, ia berusaha membela Afi Nihaya dengan menanggapi tulisan Gilang itu sendiri. Berikut isi tulisannya.

"Tadi baru bangun tidur, saya iseng liat facebook, maunya sih memantau aktivitas beberapa fanpage yang saya kelola, tapi karena di beranda saya bersliweran tulisan super konyol yang bagi beberapa teman saya malah dianggap sebagai tulisan cerdas, jari saya jadi tidak tahan untuk mengetik sesuatu. Well, karena ini tulisan orang yang baru bangun, jadi maaf kalau ada kekurangan. Yuk disimak…

Menanggapi tulisan Gilang Kazuya Shimura yang konon adalah jawaban cerdas terhadap tulisannya Afi, di awal baca saya sudah geli dengan penyebutan “Dek” yang ditunjukkan kepada Afi. Mungkin maksudnya baik, agar lebih terkesan hangat dan akrab, tapi dari persepektif lain, ini menunjukkan bahwa Gilang sedang memposisikan dirinya sebagai superior, memposisikan dirinya sebagai orang yang lebih dewasa yang pantas menasihati Afi, padahal dewasa tidak dewasa itu bukan tentang usia tapi tentang pemikiran dan kebijaksanaan. Yakin kita lebih dewasa dibanding Afi? Yakin Gilang pantas menasihati Afi? Kalau saya lihat dari kualitas tulisannya, justru sebenarnya Gilang yang pantas dinasihati.

Ketika Afi berkomentar mengenai agama dari perspektif luas, bukan hanya dari kacamata seorang muslim, Gilang justru memberi tanggapan dengan jawaban khas seorang muslim awam, seperti mengulang-ulang ayat tentang klaim Al Quran sebagai kitab yang benar, klaim Al Quran bahwa fitrah manusia adalah terlahir sebagai muslim, yang kesemua itu sifatnya hanya dokrin saja, ngaku-ngakunya Islam saja.

Jawaban Gilang yang mengulang dokrin ajaran Islam, sebenarnya telah menunjukkan bahwa wawasan Gilang tentang agama lain itu masih rendah. Dia tidak mampu menempatkan dirinya sebagai non muslim, pun tidak bisa melihat agama dari secara netral, misalnya melihat agama dari sudut pandang sejarah dan antropologi, karena itu jawabannya terkesan hambar bahkan tidak nyambung. Tidak ada tanggapan mengenai pernyataan Afi yang mengatakan bahwa kita cuma kebetulan lahir dari orangtua yang beragama, kita cuma ikut agama orangtua, serta tanggapan mengenai kegelisahan Afi terhadap konflik yang melibatkan agama yang belakangan sering terjadi.

Jika Gilang sadar bahwa semua agama mengklaim sebagai ajaran yang paling benar, maka dia tidak perlu menyampaikan dalil yang menyatakan bahwa Al Quran sebagai kitab paling benar, karena di agama lain ayat serupa juga ada.

Soal ngaku-ngaku mah semua juga bisa. Saya juga bisa membuat blog yang berisi pengakuan bahwa “Blog ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertakwa” apa lantas itu menjadi bukti bahwa blog itu benar dibuat tuhan? Apa Gilang yang merasa diberi otak itu langsung percaya dengan klaim tersebut? Otak sih punya, sudah dipakai dengan benar belum?

Otak waras semestinya tidak langsung mempercayai klaim itu, yang namanya klaim semua orang juga bisa, semua juga bisa membuat klaim tegas. Tukul Arwana sering mengklaim dirinya ganteng (walaupun hanya guyon), begitu juga ada politikus ada yang berani dengan tegas mengaku sebagai orang baik, bahkan berani mengaku siap digantung di Monas dan potong kuping, tapi apa lantas kita bisa langsung percaya klaim politikus itu? Kan enggak."


Source: Liputan6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar