Breaking

Jumat, 23 Juni 2017

Misteri Novel Baswedan dan Seorang Jenderal


Pernyataan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan yang menyebut keterlibatan jenderal polisi dalam penyerangannya membuat heboh. Guna memastikan hal tersebut, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian pun mendatangi KPK.

Usai pertemuan dengan Pimpinan KPK, Kapolri Tito Karnavian menyatakan penyidik Polda Metro Jaya dan Bareskrim masih berupaya mencari penyerang Novel Baswedan dengan air keras sekitar dua bulan lalu. Penyidik, baik dari Polri dan KPK, akan segera ke Singapura untuk meminta keterangan dari Novel.

"Kami berusaha secepat mungkin kirim tim ke sana untuk menanyakan ke Saudara Novel," kata Jenderal Tito di Gedung KPK, Senin 19 Juni 2017.

Tim, kata Tito, terlebih dulu akan mencari tahu apakah pernyataan Novel yang disiarkan di majalah Time yang menyebut ada jenderal polisi di balik penyerangannya adalah fakta atau hanya isu.

"Kalau itu fakta hukum, ada bukti, Polri siap. Kami akan proses hukum, melakukan penyelidikan, kita akan terbuka," tegas Tito.

Namun, bila pernyataan tersebut hanya sekadar isu, maka Tito menyayangkan pernyataan tersebut. Sebab, pernyataan tersebut berdampak pada citra buruk Polri, serta menimbulkan situasi kurang baik antara institusi KPK dan Polri.

"Prinsip awal kami, Polri dan KPK adalah ingin bersinergi sebaik-baiknya," kata Tito.

Selain itu, Tito menambahkan, dia tidak ingin isu tersebut menjadi liar, "Dan di dalam institusi Polri sendiri saling curiga," ujar jenderal bintang empat ini.

Novel Baswedan berbicara kepada media asing soal pelaku penyiraman air keras terhadap dirinya. Ketika itu dia mengaku heran karena hingga kini polisi belum bisa menangkap pelakunya.

Seperti ditulis dalam laman TIME edisi Selasa 13 Juni 2017, Novel bahkan mengaku dapat informasi soal keterlibatan seorang perwira tinggi polisi dalam penyerangan terhadap dirinya.

"Saya sebenarnya sudah menerima informasi bahwa seorang jenderal kepolisian terlibat (dalam kasus penyiraman air keras). Awalnya, saya bilang itu informasi bisa jadi salah. Namun, kini sudah dua bulan berlalu dan kasus saya tidak juga menemukan titik terang. Saya katakan, perasaan saya bahwa informasi itu bisa saja benar," ucap Novel kepada media itu.


Tim Polri - KPK


Kapolri Tito Karnavian mengajak KPK bekerjasama mengungkap pelaku dan dalang di balik penyerangan Novel Baswedan.

"Saya sudah menyampaikan kepada Ketua KPK bahwa Polri menawarkan kepada KPK, mungkin untuk membentuk tim yang kemudian bisa mem-backup atau menempel tim yang dari Polri," ujar Tito saat jumpa pers di Gedung KPK.

Tito mengatakan, penyidik KPK memang berbeda tugas dan fungsi dengan penyidik Polri. Meski begitu, Tito membuka diri jika penyidik KPK ingin bergabung untuk menyelidiki kasus teror terhadap Kasatgas perkara korupsi e-KTP itu.

Keterbukaan yang dilakukan oleh Tito berdasarkan pernyataan Novel kepada majalah asing mengenai dugaan perwira tinggi kepolisian terlibat dalam teror terhadap dirinya.

"Oleh karena itu, alangkah lebih baiknya kita lebih terbuka, dengan cara tim dari KPK bisa menempel, misalnya mengecek alibi orang-orang diduga dicurigai," kata Tito.

Tito mempersilakan penyidik KPK untuk ikut memeriksa pihak-pihak yang dicurigai terlibat. Hal tersebut dilakukan demi menjaga hubungan baik antar kedua lembaga hukum.

"Konfrontasi-konfrontasi yang perlu kita lakukan antara orang yang kita curigai dan saksi juga melibatkan teman-teman KPK. Prinsipnya dari kepolisian ingin kasus ini terungkap secepat mungkin," kata Tito.

Sementara itu, Ketua KPK Agus Rahardjo sudah menerima tawaran dari Kapolri agar pihaknya terlibat dalam proses penyelidikan terhadap Novel. Namun dia belum menentukan sikap lebih jauh terkait permintaan Kapolri.

"Kami ini penyelidik dan penyidik kasus korupsi, bukan tipidum, tapi secara internal kami akan mengevaluasi apa yang bisa kami berikan kemudian dukungan apa yang bisa kami berikan, kemudian kami komunikasikan kepada Bapak Kapolri," ucap Agus.

"Kami harus evaluasi dulu tawaran apa yang bisa, bantuan apa yang bisa diberikan KPK kepada Polri," kata Agus.

Agus mengatakan, sejauh ini pihaknya masih mempercayakan kepada Polri untuk menangani kasus teror terhadap Novel. Apalagi, dari hasil pertemuannya dengan Kapolri mengungkap perkembangan penyelidikan yang sudah dilakukan Polri.

"Kami melihat perkembangan tadi cukup baik. Bahkan, nanti mungkin ada langkah-langkah klarifikasi juga ke saudara Novel di Singapura. Nanti saya dampingi. Mudah-mudahan kita bisa segera menemukan pelaku dalam kasus ini," kata Agus.


Source: Liputan6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar