Breaking

Rabu, 31 Mei 2017

Wanita Korban Pemerkosaan di India Gugat Taksi Uber di Pengadilan AS

Wanita Korban Pemerkosaan di India Gugat Taksi Uber di Pengadilan AS


Tersangka, dengan penutup muka hitam, hampir diserang sejumlah orang di halaman pengadilan.(BBC)

Seorang perempuan yang menuduh seorang sopir taksi Uber memerkosa dirinya di ibu kota India telah menggugat layanan taksi online itu di pengadilan AS. Perempuan tersebut menuduh perusahaan taksi itu gagal memberikan keselamatan bagi penumpang.
Dalam gugatannya, perempuan India menuduh Uber lebih mementingkan keuntungan daripada keselamatan.

Dalam sebuah surat elektronik kepada AFP pada Kamis (29/1/2015) malam, seorang pengacara Amerika untuk perempuan 25 tahun itu, yang tidak dapat disebutkan namanya karena alasan legal, mengatakan, Uber digugat terkait "kerugian fisik dan emosional".

"Walau ada komitmen yang diproklamasikan sendiri tentang keselamatan, aplikasi Uber dan pengaturan lokasi penjemputan terbukti menjadi semacam cara modern 'numpang' model lama tetapi kini melalui elektronik," demikian gugatan yang diajukan di pengadilan di California. "Pembeli waspadalah, kita semua tahu bagaimana film-film horor berakhir."

Pengacara perempuan itu, Douglas H Wigdor, sebelumnya telah mewakili seorang pelayan hotel yang menuduh mantan kepala Dana Moneter Internasional, Dominique Strauss-Kahn, melakukan kekerasan seksual pada 2012.

Perusahaan yang berbasis di San Francisco itu tidak mengomentari gugatan tersebut, tetapi mengatakan bahwa pihaknya bersimpati terhadap korban kejahatan mengerikan itu.  Seorang juru bicara perusahaan mengatakan, pihaknya "bekerja sama sepenuhnya" dengan pihak berwenang untuk memastikan orang yang bertanggung jawab atas kejahatan itu diseret ke pengadilan.

Uber dilarang dari jalanan kota Delhi setelah serangan pada 5 Desember terhadap perempuan itu, yang memicu kekhawatiran keamanan baru di kota yang punya rekor tinggi terkait kekerasan seksual terhadap perempuan. Persidangan terhadap sopir itu, yang diduga menyerang perempuan itu saat dia dalam perjalanan pulang dari makan malam, sedang berlangsung. Sopir itu mengaku tidak bersalah atas tuduhan perkosaan, penculikan, dan intimidasi.

Uber, yang menghubungkan penumpang dengan sopir melalui aplikasi smartphone, pekan lalu mengatakan, pihaknya melanjutkan operasinya Delhi. Namun, pihak berwenang menolak permintaan izin operasinya sebagai perusahaan taksi-radio.

Uber menyatakan, pihaknya berkomitmen untuk melindungi penumpangnya di India dan global. India merupakan salah satu pasar utama perusahaan itu di luar Amerika Serikat dan beroperasi di hampir belasan kota di India.


Source: Kompas

Tidak ada komentar:

Posting Komentar