Duterte Sebut Militan Penyerbu Kota Marawi Dibiayai Gembong Narkoba
Presiden Filipina Rodrigo Duterte menyebut kelompok militan Maute yang menyerbu kota Marawi dibiayai para gembong narkoba.
Duterte menambahkan, pemerintah sudah dikalahkan para pengedar narkoba di Marawi sehingga serangan tersebut bukan murni didalangi ISIS.
Dia melanjutkan, perdangan narkoba menjadi akar konflik ini. Sebab, lanjut Duterte, Marawi dikenal sebagai pusat peredaran sabu-sabu dan obat-obatan terlarang lain di Mindanao.
Duterte bahkan mengatakan, kakak beradik Maute yang menjadi pentolan kelompok itu memiliki laboratorium pengolahan sabu di Marawi setelah mempelajari bisnis itu di Manila.
Penggerebekan yang dilakukan aparat keamanan di halaman belakang kediaman ayah kakak beradik Maute itu, lanjut Duterte, luput dari sorotan media.
"Para pengikut Maute yang juga bekerja untuk beberapa politisi, diiming-imingi uang dan senjata api," kata Duterte.
Di masa mudanya, Duterte mengaku sudah terbiasa menghadapi kelompok-kelompok semacam Maute ini.
Lebih jauh Duterte mengatakan, para pengedar narkoba yang terdesak oleh operasi pemerintah kemudian bergabung dengan Maute untuk mendapat perlindungan.
"Setelah mereka terdesak oleh perang anti-narkoba pemerintah, mereka kemudian menyebut diri mereka berjihad agar mendapat perlindungan dari kelompok itu," tambah dia.
Duterte menegaskan, kakak beradik Maute sebenarnya adalah para pengedar narkoba yang berpura-pura bersekutu dengan ISIS hanya karena keberadaan pimpinan Abu Sayyaf, Isnilon Hapilon.
"Semuanya berawal dari narkoba. Mereka sudah memproduksi narkoba, itulah sebabnya mereka memiliki persenjataan yang bagus," Duterte menegaskan.
Source: Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar